NKRITERKINI.COM, LONGKIB — Babinsa Koramil 0118-03/Longkib Kodim 0118/Subulussalam, Serda Amad Rojangi, menghadiri kegiatan Sosialisasi d...
Kegiatan ini merupakan bagian dari pelaksanaan Program Integrated Tiger Conservation and Livelihood Development Model For Sumatra Landscape yang bekerja sama antara Wildlife Conservation Society (WCS), Dinas Peternakan Aceh, dan Pusat Riset Veteriner Tropis (Center for Tropical Veterinary Studies – One Health Collaboration Center Universitas Syiah Kuala/ Centrovets-OHCC USK).
Sosialisasi ini ditujukan kepada para peternak yang telah menerima manfaat program vaksinasi ternak selama periode Juli hingga Agustus 2024. Hadir dalam kegiatan ini para peternak sapi dari wilayah sekitar serta sejumlah perangkat desa dan unsur terkait.
Dalam kesempatan tersebut, para narasumber memaparkan materi terkait Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), yakni penyakit infeksi virus Apthovirus dari keluarga Picornaviridae yang sangat menular dan menyerang hewan berkuku genap seperti sapi, kerbau, kambing, domba, babi, hingga beberapa satwa liar seperti rusa dan gajah.
Gejala umum PMK pada sapi meliputi kepincangan akut, hipersalivasi, pembengkakan kelenjar submandibular, vesikel atau lepuh di sekitar mulut dan kaki, serta demam tinggi dan penurunan produksi susu. Penyebaran virus sangat cepat melalui kontak langsung antar hewan maupun perantara seperti kendaraan dan benda terkontaminasi.
Upaya pencegahan melalui vaksinasi massal serta edukasi kepada masyarakat peternak menjadi langkah penting dalam menekan penyebaran wabah. Untuk ternak yang menunjukkan gejala berat, disarankan dilakukan pemotongan bersyarat atau pemusnahan oleh dinas terkait.
Selain itu, pengobatan pada luka dapat dilakukan dengan cairan antiseptik seperti iodine atau eco-enzyme, sementara untuk peningkatan imunitas dianjurkan pemberian pakan bernutrisi tinggi serta ramuan alami berbahan dasar rempah seperti kunyit, temulawak, dan gula merah.
Drh. Awaluddin selaku perwakilan narasumber menyampaikan bahwa kegiatan ini berlangsung dengan lancar. "Masyarakat yang hadir telah mendapatkan edukasi mengenai gejala, penularan, serta langkah pengendalian PMK pada ternak," ujarnya.
Kehadiran Babinsa Serda Amad Rojangi dalam kegiatan ini merupakan bentuk sinergi antara TNI dan pemerintah dalam mendukung ketahanan pangan serta mendampingi masyarakat dalam penanganan isu-isu strategis, khususnya sektor peternakan. (Pendim)