MEDAN - Ilmuwan muda berkelas dunia dan penemu Biofar SS, Muhammad Ja'far Hasibuan, yang dikenal sebagai pemberi pengobatan gratis denga...
MEDAN - Ilmuwan muda berkelas dunia dan penemu Biofar SS, Muhammad Ja'far Hasibuan, yang dikenal sebagai pemberi pengobatan gratis dengan segudang prestasi di dunia, berencana untuk melaporkan pihak Dinas Perhubungan yang bertugas di Terminal Amplas Medan.
"Sebagai seorang ilmuwan, saya akan melaporkan pihak Dishub Medan yang bertindak secara tidak adil," ujar Ja'far kepada media pada hari Rabu (6/11/2024).
Insiden yang menjadi awal dari ketidaknyamanan dengan oknum Dishub Medan tersebut terjadi pada tanggal 15 Oktober lalu. Saat itu, Ja'far, selain sebagai ilmuwan terkemuka, juga bekerja sebagai pengemudi ojek motor yang mengantarkan seorang penumpang dari Terminal Amplas menuju Rumah Makan Kembang Rasa di Jalan Balige, Pandau Hulu I, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Sumatera Utara.
Ketidaknyamanan muncul ketika setelah sampai di tujuan, sang penumpang menanyakan tarif yang harus dibayarnya. Meskipun Ja'far menyebut tarifnya sebesar 40 ribu, penumpang hanya bersedia membayar 17 ribu dan memberikan 20 ribu tanpa menambahnya seperti yang diminta oleh Ja'far.
Uang yang diberikan penumpang tersebut tidak diterima oleh Ja'far dan diletakkan di jalan. Ja'far menegaskan bahwa jika tarifnya hanya 17 ribu, maka dia tidak akan melanjutkan perjalanan.
Akibat ketidaksesuaian tersebut, penumpang yang memesan layanan secara langsung tanpa melalui aplikasi tidak terima dan mengancam akan melaporkannya kepada suaminya yang merupakan Kepala Dinas Perhubungan. Hal ini memicu panggilan Ja'far oleh pihak Dishub di Terminal Amplas.
Kedatangan Ja'far ke terminal tersebut dibarengi dengan perasaan malu di depan umum oleh pihak Dishub yang menuduhnya tanpa alasan yang jelas. Situasi semakin memanas di terminal ketika dia dilarang masuk dan didakwa melakukan penipuan serta penyalahgunaan narkoba berdasarkan klaim yang tidak berdasar dari penumpangnya.
"Saya merasa dihina dan sangat tertekan oleh perlakuan tidak adil yang diterima dari pihak Dishub," ujar Ja'far.
Meskipun demikian, Ja'far berharap ada penyelesaian yang adil atas insiden ini agar nama baiknya dipulihkan. Dia berniat melaporkan peristiwa ini kepada Presiden Prabowo sebagai bentuk harapannya terhadap keadilan yang seharusnya diperoleh sebagai warga negara yang menggunakan fasilitas umum.
Ja'far merasa dirugikan dan diperlakukan tidak adil dalam kasus yang melibatkan Dishub Medan di Terminal Amplas. Kejadian ini tentu memberikan tekanan tambahan bagi dirinya.
Terkait dengan peristiwa ini, Ja'far berharap pihak terkait dapat menyampaikan permintaan maaf atas tuduhan yang tidak berdasar yang dialamatkan padanya. Baginya, pemulihan nama baiknya melalui permintaan maaf tersebut sangat penting.
Muhammad Ja'far Hasibuan, sebagai ilmuwan juara dunia yang berdedikasi dan inspiratif dalam memberikan pengobatan gratis, telah meraih berbagai penghargaan internasional. Upaya besar dari pihak berwenang, seperti Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, untuk mendukung klinik pengobatan gratis yang dikelola oleh Ja'far di Desa Marendal I, Deli Serdang, Sumatera Utara, sangat diapresiasi.
Keberhasilan klinik tersebut dalam memberikan layanan pengobatan tradisional herbal secara gratis kepada masyarakat adalah bukti komitmen Ja'far dalam menyebarluaskan manfaat dari hasil penemuannya.
Dengan tekad yang kuat untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, Ja'far bahkan rela bekerja sebagai pengemudi ojek motor di Terminal Amplas Medan saat tidak sedang melayani pasien di kliniknya. (Red)