ACEH SINGKIL - Umumnya di Kabupaten Aceh Singkil dalam setiap tahunnya melaksanakan tradisi secara turun temurun salah satunya adalah tradis...
ACEH SINGKIL - Umumnya di Kabupaten Aceh Singkil dalam setiap tahunnya melaksanakan tradisi secara turun temurun salah satunya adalah tradisi Tolak Bala yang sering di sebut dalam bahasa Singkil yaitu Tulaq Balla.
Tak ketinggalan pula desa yang sekarang lagi viral yakni desa Tanjung Mas yang di labelkan oleh para penggiat budaya serta perangkat desanya sebagai Desa Budaya turut juga mengadakan acara yang di maksud di sebuah tempat yang berada di tengah-tengah tiga desa di pinggir sungai Lae Cinendang.
Ali Jasmudin salah seorang warga desa Tanjung Mas ketika di minta keterangannya oleh media menyebutkan bahwa acara ini di langsungkan pada setiap Rabu akhir di bulan syafar mengingat tempatnya saat ini sangat mengizinkan karena sungainya yang dangkal dan timbulnya pasir yang panjang yang kurang lebih 300 meter sehingga pengunjung leluasa untuk menikmati tempat ini.
Ali menambahkan pengunjung diperkirakan lebih dari 500 orang yang terdiri dari mayoritas warga Tanjung Mas, Serasah dan Cibubukan serta warga lainnya yang datang dari Desa Lipat Kajang, Kecamatan Simpang Kanan.
Acara Tolak Bala yang berlangsung sore tadi (Rabu 6 Oktober 2021), sekitar pukul 15.00 WIB para pengunjung sudah mulai berdatangan.
Para pengunjung dan tokoh masyarakat mengisi acara dengan beberapa kegiatan yaitu shalat sunat tolak bala, kemudian shalat ashar berjamaah diiringi zikir dan doa bersama. Adapun yang memimpin acara ini salah seorang tokoh agama yang bernama Ustad Aminsyah Berutu asal Desa Tanjung Mas.
Di penutupan acara di langsungkan mandi ke sungai. Namun, dari pantauan media kebanyakan yang menikmati sejuknya sungai tersebut adalah anak-anak dan dihiasi banyaknya sampan-sampan warga menambah semaraknya acara.
Kepala Desa Tanjung Mas Sabirin Malau berharap kedepan lebih semarak lagi, sebab kedepannya diyakini akan bertambah pengunjung yang di hadiri warga luar kecamatan berkat dari label desa budaya.
"Dan dengan tidak mengurangi kesakralan acara tolak bala ini yang tujuan permintaan kepada Allah SWT untuk menjauhkan segala penyakit, marabahaya, roh-roh jahat yang bisa mengganggu ketentraman di tiga desa ini," ujarnya. (Maksum Malau)
Tak ketinggalan pula desa yang sekarang lagi viral yakni desa Tanjung Mas yang di labelkan oleh para penggiat budaya serta perangkat desanya sebagai Desa Budaya turut juga mengadakan acara yang di maksud di sebuah tempat yang berada di tengah-tengah tiga desa di pinggir sungai Lae Cinendang.
Ali Jasmudin salah seorang warga desa Tanjung Mas ketika di minta keterangannya oleh media menyebutkan bahwa acara ini di langsungkan pada setiap Rabu akhir di bulan syafar mengingat tempatnya saat ini sangat mengizinkan karena sungainya yang dangkal dan timbulnya pasir yang panjang yang kurang lebih 300 meter sehingga pengunjung leluasa untuk menikmati tempat ini.
Ali menambahkan pengunjung diperkirakan lebih dari 500 orang yang terdiri dari mayoritas warga Tanjung Mas, Serasah dan Cibubukan serta warga lainnya yang datang dari Desa Lipat Kajang, Kecamatan Simpang Kanan.
Acara Tolak Bala yang berlangsung sore tadi (Rabu 6 Oktober 2021), sekitar pukul 15.00 WIB para pengunjung sudah mulai berdatangan.
Para pengunjung dan tokoh masyarakat mengisi acara dengan beberapa kegiatan yaitu shalat sunat tolak bala, kemudian shalat ashar berjamaah diiringi zikir dan doa bersama. Adapun yang memimpin acara ini salah seorang tokoh agama yang bernama Ustad Aminsyah Berutu asal Desa Tanjung Mas.
Di penutupan acara di langsungkan mandi ke sungai. Namun, dari pantauan media kebanyakan yang menikmati sejuknya sungai tersebut adalah anak-anak dan dihiasi banyaknya sampan-sampan warga menambah semaraknya acara.
Kepala Desa Tanjung Mas Sabirin Malau berharap kedepan lebih semarak lagi, sebab kedepannya diyakini akan bertambah pengunjung yang di hadiri warga luar kecamatan berkat dari label desa budaya.
"Dan dengan tidak mengurangi kesakralan acara tolak bala ini yang tujuan permintaan kepada Allah SWT untuk menjauhkan segala penyakit, marabahaya, roh-roh jahat yang bisa mengganggu ketentraman di tiga desa ini," ujarnya. (Maksum Malau)
