LEBAK - Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Lebak dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (G...
LEBAK - Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Lebak dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor Bulog Lebak di Jalan Raya Pandeglang KM 08 Desa Selaraja, Kecamatan Warunggunung, Lebak. Senin (28/9/2020).
Dalam aksinya pendemo menuntut agar perum Bulog Sub Divre Lebak-Pandeglang untuk segera mendistribusikan Bantuan Sosial Beras (BSB) yang terdampak pandemi covid-19. Menurut mahasiswa program ini adalah perluasan kebijakan dalam rangka penanganan dampak covid-19.
"Dengan tujuan yang baik, yakni untuk mengurangi beban pengeluaran Kelompok Penerima Manfaat (KPM) di masa Pandemi Ini," kata Tami Korlap Aksi dalam orasinya.
Kata Tami, program ini dilaksanakan dengan kerjasama antara pihak kementerian sosial melalui dirjen pemberdayaan sosial kementerian soslal RI dengan bulog sebagai penyedia beras dan transporter hingga sampai ke tangan Kelompok Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) sesual dengan peraturan Direktur Jendral Pemberdayaan Soslal Nomor 322 Tahun 2020 Tentang Petunjuk Teknis Bantuan Sosial Beras Tahun 2020.
"Dikabupaten Lebak terdapat 53.679 KPM PKH yang menerima BSP dan tersebar di 28 Kecamatan. dengan total 2.415.5 kilogram atau 2.415 ton beras,"tegasnya.
Ditambahkannya, Program BSB yang seharusnya sudah disalurkan ke 20 kecamatan per hari ini sesuai dengan jadwal, nyatanya baru di salurkan kedua kecamatan.
"Baru Kecamatan Warunggunung dan Rangkasbitung. Kami melihat ketidak mampuan dari pihak bulog ataupun pihak perusahaan yang di gandeng Bulog dalam menyalurkan beras program ini," tambahnya.
Pendemo juga meminta agar Bulog Sub Divre Lebak-Pandeglang agar segera mendistribusikannya kepada masyarakat.
"Segera salurkan beras agar dapat di terima KPM PKH sesuai dengan Juknis, dan Perbaiki kualitas beras yang di salurkan," tegas pendemo
Sementara Kepala Bulog (Kabulog) Sub Divre Lebak- Pandeglang, Meita Novariani langsung menemui pendemo dan memberikan jawaban yang di lontarkan mahasiswa, menurutnya, Bulog memang di berikan tugas oleh Kementerian Sosial (Kememsos) terkait kualitas berasnya yaitu beras medium.
"Artinya kita harus bisa memastikan kebawah bahwa beras yang disalurkan oleh Bulog kulitasnya medium dan bisa menggerakan ekonomi di sekitar," katanya.
Lantatan Lanjut Meita, pihaknya saat ini menyerap gabah petani lebih dari 9 ribu ton yang di serap dari petani, dan lebih dari Rp.80 miliar yang sudah beredar di masyarakat uangnya bulog. Artinya ada perputaran ekonomi yang Bulog angkat untuk masyarakat.
"Lebih dari sembilan ribu ton gabah petani yang kami serap, dan Rp.80 miliar yang sudah beredar di masyarakat itu uangnya Bulog, dari sisi mana kami tidak peduli terhadap masyarakat." lanjutnya.
Ia juga menjelaskan alasan kenapa berasnya ada di pengusaha, lantaran tidak di perbolehkan antara beras dan gabah di simpan dalam satu gudang, Bulog semuanya beras, dan kenapa harus gabah yang di beli, karana menurutnya ini polanya Bulog yang baru.
"Kalau beli beras bisa ke mitra, tetapi kalau beli gabah itu ke petani. Kita pengen petani juga bergerak nilai tukarnya juga naik. Bulog sudah ratusan ton mendistribusikan ke masyarakat." jelas Meita.
Ia menerangkan sembilan ribu ton Lebak-pandeglang sudah di serap dan delapan ribu ton stok ketersediannnya masih aman.
"Jadi tidak mungkin kami tidak siap. Mungkin ketika ada kendala cek dulu dilapangan apa kendalannya. Sampai ada kata tidak melibatkan Dinas, bagaimana tidak melibatkan dinas louncing juga kita melibatkan dinas dari mana tidak melibatkan," terangnya. (do.s)