Seorang remaja sedang menggambar mural di tembok. dok : Antara/Sumarwoto NKRITERKINI.COM, PURBALINGGA - Perubahan dan kreatifitas dalam...
Seorang remaja sedang menggambar mural di tembok. dok : Antara/Sumarwoto |
NKRITERKINI.COM, PURBALINGGA - Perubahan dan kreatifitas dalam menyongsong dinamika perubahan di masa modern ini dibutuhkan setiap kalangan baik dari remaja hingga orang dewasa memiliki andil sama. Apalagi perihal sesuatu yang mendatangkan pembaharuan dan manfaat sangat dibutuhkan keberadaannya.
Kreativitas sesungguhnya hadir dari Desa Sidareja, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah menjadi bagian dari perwujudan inovasi tersebut. Dibuktikan dengan pembuatan konsep Desa Wisata bertema Desa Kartun (Cartoon Village) dan Sekolah Kartun Kie Art (Kie Art Cartoon).
Saat itu, dalam kegiatan pembukaan Desa Wisata Kartun Sidareja Pada Rabu (09/09/2020) kemarin, sebagaimana diberitakan oleh _Antara_, nampak di tiap sudut pagar rumah warga di Desa Sidareja warna-warni lukisan mural bergambar kartun dilukis sedemikian meriah oleh para remaja daerah setempat.
Tidak hanya tembok di salah satu rumah warga, sejumlah siswa sekolah dasar pun terlihat antusias mengikuti aktivitas mewarnai kertas bergambar.
Meski baru dibuka kemarin lusa, Ide mewujudkan Desa Kartun dan Sekolah Kartun sudah ada dua tahun silam. Program yang dirintis oleh Slamet Santosa bersama Gita Yohanna Thomdean ini mempunyai harapan agar mampu meningkatkan taraf perekonomian warga.
Menurut mereka, Desa Sidareja yang berpenduduk sebanyak 5.362 Jiwa, sebagian besar bermata penceharian petani sejumlah 1.340 orang. Dan keluarga tak mampu ada 557 keluarga dari total keseluruhan 1.542 Keluarga.
Menurut Slamet yang juga pegiat seni di wilayah Sidareja, dia merasa tertantang karena di masing-masing desa memiliki Desa Wisata. Sehingga dia berkeinginan memiliki desa wisata berkonsep beda. Maka berdirilah Desa Kartun dan Sekolah Kartun.
Dikatakan, bahwa konsep tersebut memiliki nilai tersendiri yaitu mengangkat budaya khusus Sidareja melalui pendidikan bertema kartun.
Ada Standar Kurikulum dan Kerjasama
Dikatakan Gita yang juga pegiat seni seperti Slamet, bahwa inisiasi Sekolah Kartun mempunyai kurikulum. Disebutkan, dalam kurun 8 bulan berjalan anak-anak dilatih dasar-dasar menggambar, bagaimana mencari ide, dan sampai pada bulan ke delapan itu mereka akan terjun berkompetisi.
Kemudian dilakukan penyaringan terhadap siswa yang memiliki potensi dan bakat untuk dikembangkan lebih lanjut sampai ranah Internasional.
Lalu Desa Kartun, pihaknya ingin menggapai pasar di luar, baik untuk meningkatkan perekonomian warga maupun meningkatkan kecintaan anak-anak terhadap kartun dengan tak lupa menyelipkan tradisi leluhur atau nenek moyang bangsa Indonesia.
Pada tahap awal, sebanyak 88 rumah akan digambar mural oleh anak-anak dan selanjutnya akan bergeser ke rumah lainnya.
Dijelaskan, sebelumnya telah dilakukan investigasi selama lima bulan, dengan bertanya kepada sesepuh desa atau orang. Jadi benar digali.
Disebukan ada 8 kartunis dari berbagai daerah yang memebrikan dukungan dalam mengembangkan Desa dan Sekolah Kartun itu. Delapan kartunis disebut akan mengirimkan sketsa dan berkolaborasi dengan salah satu muralis Iwan Guntarto untuk diaplikasikan dengan 15 anak desa Sidareja.
Mengenai sumber dukungan finansial, Gita memaparkan berasal dari hasil swadaya warga dan dukungan produk dari perusahaan alat tulis.
Disambut Baik
Sekertaris Desa Sidareja Wasis Wangsa Wijaya mengungkapkan dengan adanya Kie Art dan Kartun School tersebut diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi anak-anak yang saat ini disibukkan bermain gawai dan game. Harapannya, kegiatan itu dapat mengedukasi anak-anak karena dengan menggambar dapat melatih kejujuran.
Dia menambahkan, imajinasi yang muncul dalam sebuah lukisan merupakan wujud kejujuran pelukis, sehingga dengan adanya kegiatan melukis dapat menumbuhkan jiwa jujur pada anak-anak. (gayuh)