NKRITERKINI.COM , LEBAK - Puluhan Penyandang disabilitas didampingi para aktivis menggelar unjuk rasa di depan Kantor Dinas Sosial (Dins...
NKRITERKINI.COM, LEBAK - Puluhan Penyandang disabilitas didampingi para aktivis menggelar unjuk rasa di depan Kantor Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Kamis (9/9/2020).
Para pendemo menilai Dinsos Kabupaten Lebak gagal mengawal bantuan bagi kaum disabilitas. Padahal, bantuan tersebut termasuk bagian penjabaran dari program andalan Bupati Lebak, yakni 'Pogram Lebak Sejahtera'.
Tidak hanya itu, para pendemo juga menilai bahwa Dinsos Lebak yang dipimpin oleh Eka Darmana Putra juga terkesan membiarkan adanya dugaan pemotongan dana bantuan bagi kaum disabilitas.
Salah satu peserta aksi, Nofi Agustina menyebutkan, bantuan bagi penyandang disabilitas di Lebak diduga telah dipotong oleh oknum penyalur bantuan.
Menurutnya, bantuan yang seharusnya diterima puluhan penyandang disabilitas sebesar Rp600 ribu/tahun. Akan tetapi pada saat penyaluran disuga tidak disalurkan secara utuh kepada penerima manfaat.
Selain itu, kata Dia, penerima program bantuan disabilitas sebanyak 4000 orang yang tersebar di Kabupaten Lebak juga diduga piktif. Mengingat, data yang berada di data pokok pendidikan (Dapodik) pada Sekolah Khusus Negeri yang ada di Kabupaten Lebak hanya berkisar 750 orang.
"Penerima bantuan disabilitas sebanyak 4000 orang, dimana saja itu? Wajar kami bertanya. Karena, data yang ada di sekolah khusus negeri sebanyak 750 orang, baik yang masih aktif ataupun yang sudah lulus," kata Nofi Agustina, ketika memberikan pemaparan dalam audensi di Kantor Dinsos Kabupaten Lebak, Kamis (9/7/2020).
Dijelaskannya, bahwa berdasarkan hasil penelusuran mereka, bantaun bagi disabilitas hampir lima puluh persen dipotong oleh oknum penyalur bantuan.
Untuk itu, pihaknya berharap dengan adanya peristiwa tersebut, Dinas Sosial dapat melakukan evaluasi terhadap program bantuan Disabilitas.
Bahkan, sambungnya, tidak berlebihan jika Ia meminta agar kaum disabilitas yang berjumlah 750 orang yang datanya ada pada dirinya itu dimasukan sebagai penerima bantuan kaum disabilitas pada tahun anggaran berikutnya.
"Kami minta, kaum disabilitas yang datanya ada pada kami dapat dimasukan sebagai penerima bantuan disabilitas untuk anggaran tahun berikutnya. Wajar kan? Mereka jelas benar benar penyandang disabilitas," tegasnya.
Sementara itu, Agustian salah satu orator aksi mengatakan, kedatangan pihaknya bersama 60 kaum disabilitas merupakan sebuah bentuk keperdulian kepada kaum Difabel. Lantaran, hak-hak mereka telah dirampas.
Hal tersebut tercermin dari adanya dugaan pemotongan bantuan disabilitas sebanyak lima puluh persen dari jumlah yang seharusnya diterima oleh kaum Difabel.
"Setahun, penerima program seharusnya menerima bantuan sebesar Rp600 ribu. Tetapi, mereka hanya menerima setengahnya saja," kata Agus.
Menanggapi kedatangan puluhan kaum disabilitas, Dinas Sosial Kabupaten Lebak yang diwakili Kepala Bidang Perlindungan Jaminan Sosial dan Data Informasi Sosial (Linjamsos), Edy Murjianto mengaku akan menerima aspirasi dari warga dan perwakilan penyandang Disabilitas.
"Kita tampung aspirasi atau masukan dari semuanya, kita akan laporkan kepada pimpinan," sebut Edy. (Edo).
Para pendemo menilai Dinsos Kabupaten Lebak gagal mengawal bantuan bagi kaum disabilitas. Padahal, bantuan tersebut termasuk bagian penjabaran dari program andalan Bupati Lebak, yakni 'Pogram Lebak Sejahtera'.
Tidak hanya itu, para pendemo juga menilai bahwa Dinsos Lebak yang dipimpin oleh Eka Darmana Putra juga terkesan membiarkan adanya dugaan pemotongan dana bantuan bagi kaum disabilitas.
Salah satu peserta aksi, Nofi Agustina menyebutkan, bantuan bagi penyandang disabilitas di Lebak diduga telah dipotong oleh oknum penyalur bantuan.
Menurutnya, bantuan yang seharusnya diterima puluhan penyandang disabilitas sebesar Rp600 ribu/tahun. Akan tetapi pada saat penyaluran disuga tidak disalurkan secara utuh kepada penerima manfaat.
Selain itu, kata Dia, penerima program bantuan disabilitas sebanyak 4000 orang yang tersebar di Kabupaten Lebak juga diduga piktif. Mengingat, data yang berada di data pokok pendidikan (Dapodik) pada Sekolah Khusus Negeri yang ada di Kabupaten Lebak hanya berkisar 750 orang.
"Penerima bantuan disabilitas sebanyak 4000 orang, dimana saja itu? Wajar kami bertanya. Karena, data yang ada di sekolah khusus negeri sebanyak 750 orang, baik yang masih aktif ataupun yang sudah lulus," kata Nofi Agustina, ketika memberikan pemaparan dalam audensi di Kantor Dinsos Kabupaten Lebak, Kamis (9/7/2020).
Dijelaskannya, bahwa berdasarkan hasil penelusuran mereka, bantaun bagi disabilitas hampir lima puluh persen dipotong oleh oknum penyalur bantuan.
Untuk itu, pihaknya berharap dengan adanya peristiwa tersebut, Dinas Sosial dapat melakukan evaluasi terhadap program bantuan Disabilitas.
Bahkan, sambungnya, tidak berlebihan jika Ia meminta agar kaum disabilitas yang berjumlah 750 orang yang datanya ada pada dirinya itu dimasukan sebagai penerima bantuan kaum disabilitas pada tahun anggaran berikutnya.
"Kami minta, kaum disabilitas yang datanya ada pada kami dapat dimasukan sebagai penerima bantuan disabilitas untuk anggaran tahun berikutnya. Wajar kan? Mereka jelas benar benar penyandang disabilitas," tegasnya.
Sementara itu, Agustian salah satu orator aksi mengatakan, kedatangan pihaknya bersama 60 kaum disabilitas merupakan sebuah bentuk keperdulian kepada kaum Difabel. Lantaran, hak-hak mereka telah dirampas.
Hal tersebut tercermin dari adanya dugaan pemotongan bantuan disabilitas sebanyak lima puluh persen dari jumlah yang seharusnya diterima oleh kaum Difabel.
"Setahun, penerima program seharusnya menerima bantuan sebesar Rp600 ribu. Tetapi, mereka hanya menerima setengahnya saja," kata Agus.
Menanggapi kedatangan puluhan kaum disabilitas, Dinas Sosial Kabupaten Lebak yang diwakili Kepala Bidang Perlindungan Jaminan Sosial dan Data Informasi Sosial (Linjamsos), Edy Murjianto mengaku akan menerima aspirasi dari warga dan perwakilan penyandang Disabilitas.
"Kita tampung aspirasi atau masukan dari semuanya, kita akan laporkan kepada pimpinan," sebut Edy. (Edo).